Jumat, 22 November 2013

BAHAYA ROKOK, SAY NO TO CIGARETTE!!



Saya menyadari bahwa generasi muda saat ini tidak lepas dengan yang namanya rokok, bahkan rokok dijadikan suatu trend yang mana masyarakat kita khususnya pemuda menganggap bahwa merokok itu gaul, seksi, dan keren. Rokok juga bahkan dianggap sebagai alat pergaulan, dimana dilihat dari lingkungan sekitar kita tak jarang kita melihat dalam suatu perkumpulan adanya orang yang menawarkan rokok kepada orang lain yang bermaksud untuk mengakrabkan diri. Saya pikir ini merupakan kebiasaan yang salah, kebiasaan yang perlu dirubah. Karena mereka masih belum menyadari akan bahayanya rokok. Maka dari itu masyarakat (generasi muda) dirasa masih sangat perlu adanya edukasi mengenai bahayanya rokok. Karena rokok bukan hanya berbahaya bagi perokok aktif saja namun berbahaya juga bagi perokok pasif. 

Sudah tahukah anda, apa yang terkandung dalam rokok? Mungkin sudah banyak yang tahu, yes, saya akan sedikit review kandungan dari rokok itu sendiri.
Well, rokok mengandung banyak zat kimia yang berbahaya didalamnya, seperti ; nikotin, karbon monoksida, tar, dan banyak zat kimia lainnya.

NIKOTIN
NikotiN adalah zat kimia yang bisa menenangkan seseorang, zat ini bisa membahayakan dan dapat menyebabkan kegemukan (walapun tidak secara langsung) dan yang mengerikan lagi nikotin adalah zat kimia (aditif) pemicu adanya penyempitan pembulu darah. zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainnya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih beredar dipasaran memiliki kadar 8 - 10 mg nikotin per batang, sementara di indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.

KARBON MONOKSIDA
Karbon monoksida adalah suatu bahan kimia yang dihasilkan dari asap rokok (kepulan asap rokok). karbon monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berkaitan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. seharusnya, hemoglobin ini berkaitan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya di sisi hemoglobin. jadilah, hemoglobin bergandengan dengan CO. kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapi 4-15 persen.

TAR
Tar adalah zak kimia aditif yang dapat menempel pada oragan tubuh paru paru karena sifat dari zat aditif ini (Tar) lengket. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok bekisaran 24-45 mg.

Dari bahan-bahan kimia itulah, maka rokok sangat berbahaya bagi tubuh.

Rokok Membahayakan Paru-paru
Seorang perokok baik itu perokok pasif ataupun perokok aktif dapat mengalami resiko serangan penyakit paru-paru, penyakit paru paru ini biasanya akan mengakibatkan seseorang sulit untuk bernafas ( sesak nafas). Memang sebenarnya penyakit ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh namun seseorang biasanya tidak menyadari bahwa dirinya sudah terkena gejala paru-paru dan mereka baru menyadarinya setelah dirinya benar-benar parah. Catatan penting: penyakit paru-paru yang sudah parah tidak ada obatnya kecuali hanya kuasa allah saja yang bisa menyembuhkannya.


Rokok dapat membayakan Tulang
Bahaya yang ditimbulkan oleh rokok banyak terjadi pada seorang wanita, karena jika menurut penelitian dan beberpa artikel yang pernah saya baca, hampir 6-10 persen kaum wanita yang meokok akan mengalami rapuh tulang (osteoporosis).



Menghisap Rokok Dapat Membahayakan Stroke & Jantung
Adanya zat kimia karbon monoksida dalam sebuntung rokok dapat mengakibatkan seseorang terkena serangan penyakit stroke & jantung . karbon monoksida yang dihasilkan dari asap rokok inilah yang akan membahayakan tubuh dan nantinya akan berdampak pada menumpuknya kolestrol di setiap arteri.


Menghisap Rokok Dapat Membahayakan Gigi & Mulut
Salah satu penyebab Gigi seseorang menjadi kuning ialah kebanyakan menghisap rokok, tak hanya gigi kuning bahkan bau mulutpun juga akan kita alami jika terlalu banyak menghisap rokok. Jika hanya menyebabkan mulut bau mungkin masih bisa diatasi dengan cara alami namun jika lama-kalamaan menghisap rokok maka akan menyebabkan kanker lidah, bibir dan tenggorokan.


Rokok dapat membayakan Kulit
Dengan terlalu banyak orang menghisap rokok, hal ini bisa mengurangi oksigen yang diperlukan oleh kulit, sehingga dapat mempercepat kerutan pada kulit tubuh.


Menghisap Rokok Dapat Menyebabkan Kanker
Rokok dapat memicu seseorang terserang penyakit Kanker, kanker yang bisa diakibatkan oleh asap rokok dan materi bahan lainnya adalah kanker lidah, kanker paru-paru, Kanker lambung dan yang terakhir kanker nasofaring.


Baiklah, kembali pada topik utama, mengapa kemudian saya memfokuskan kepada pemuda? Sebagaimana yang diketahui bahwa pemuda adalah penerus, dalam artian bahwa pemuda itu yang akan melanjutkan hidup kedepannya, bagai mana bisa generasi kedepan akan sehat kalau pemuda saat ini tidak sehat?

Apakah anda tahu, berapa banyak jumlah korban akibat rokok setiap tahunnya?

Seperti dilansir pada situs beritasatu.com
Beradasrkan data terbaru yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rokok menewaskan hampir enam juta orang setiap tahun. Mirisnya, kebanyakan korban (80%) berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah di negara-negara dnegan kategori berkembang.

Jika kecenderungan ini terus terjadi, kata pihak WHO dalam sebuah konvensi kesehatan di Panama, jumlah kematian yang disebabkan oleh rokok diperkirakan bakal terus mengalami kenaikan hingga delapan juta orang setiap tahunnya, pada tahun 2030 yang akan datang.

"Jika kita tidak merapatkan barisan dan tidak menerapkan larangan terhadap iklan tembakau, promosi dan sponsorship, kalangan remaja akan terus terpikat untuk mengonsumsi tembakau," jelas Dr Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO.

"Setiap negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi populasi dan masyarakatnya dari penyakit terkait tembakau," tambah dia.

Dalam tulisan ini, saya menekankan bahwa peran pemuda sangatlah penting bagi keberlangsungan hidup sehat di generasi yang akan datang, dengan berupaya menyelamatkan pemuda saat ini, memungkinkan kita untuk menyelamatkan generasi masa depan kita.

Saya pikir, tahap yang harus di tindak lanjuti mengenai ini adalah peraturan pemerintah terhadap pengontrolan rokok. Dengan pengaturan terhadap rokok, semisal harga rokok di naikan, bea cukai masuk di mahalkan, periklanan rokok di media masa terutama televisi harus lebih tegas dan ketat lagi, tahukah anda iklan rokok di indonesia boleh tayang setelah jam 09.00 malam. Saya pikir pengiklanan dengan peraturan seperti ini sangat masih kurang, apa lagi bungkus rokok yang sangat bagus ketika dilihat, berbeda dengan bungkus rokok di negara tetangga kita seperti malaysia dan thailand, bungkusnnya merupakan gambar orang yang terserang penyakit akibat rokok itu sendiri.


Bungkus Rokok Thailand



Bungkus Rokok Malaysia



Bungkus Rokok Indonesia


Belum lagi ketika di pasaran, anak dibawah umur adalah legal membeli rokok diwarung-warung ataupun toko-toko. Berbeada dengan negara yang penghasil dari rokok Malboro (Amerika Serikat), adalah illegal anak dibawah umur membeli rokok di warung ataupun toko. Disinilah saya lihat peran negara indonesa sangat kurang dalam menangani peraturan tentang rokok. Solusi seperti inilah yang saya harapkan terlebih dahulu, karena solusi untuk para petani tembakau untuk segera melakukan pemindahan dalam bertaninya agak sulit, tapi sebenarnya itu bisa karena dalam bertani bukan hanya tembakau saja yang bisa ditanam, bahkan tumbuhan lain ada yang lebih menguntungkan lagi untuk ditanam dari pada tembakau seperti halnya tanaman wijen dan tanaman-tanaman lainnya.

Banyak hal yang harus saya ungkapkan sebenarnya disini, namun mungkin untuk saat ini cukup disini, next saya akan membahas bagaimana rokok di negara-negara dunia ketiga. 

Klik ini :

Jumat, 15 November 2013

KOMAHI UMY Selenggarakan Seminar, Workshop, dan Simulasi Sidang WTO





Tidak bisa dipungkiri, di era globalisasi ini, atas penyebaran kapitalisme global menuntut akan adanya perdagangan bebas, termasuk perdagangan pertanian. Salah satu organisasi internasional yang mengatur tentang perdagangan internasional adalah WTO (World Trade Organization). 

Permasalahan pertanian saat ini menjadi sangat krusial dan telah menjadi isu internasional. Oleh karena itu, World Trade Organization sebagai salah satu institusi internasional dianggap perlu untuk membahas permasalahan tersebut secara berkelanjutan. Demikian juga, setiap Negara berupaya untuk menyesuaikan diri dengan berbagai kesepakatan serta mengatur strateginya dalam perdagangan internasional sesuai dengan kepentingannya dan senantiasa dinegosiasikan melalui berbagai jalan, salah satunya melalui WTO Ministerial Conference.

Oleh karena itulah, KOMAHI UMY (Korps Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) mengadakan Seminar, Workshop dan Simulasi Sdang WTO dengan tema seminar "Konflik Perdagangan Pertanian" serta workshop dan simulasi mengambil tema "Agriculture Negotiations in WTO Ministerial Conference" pada 28 Oktober 2013 lalu. Diselenggarakannya kegiatan ini juga merupakan bentuk apresiasi KOMAHI terhadap Sidang World Trade Organization yang akan dilaksanakan pada tanggal 3 – 9 Desember 2013 di Bali, Indonesia.

Adapun menurut Ketua Agendanya Febri Teguh Ramadhan memaparkan beberapa tujuan atas diselenggarakannya agenda ini yakni : 
  • Membekali mahasiswa dengan keterampilan merespon isu – isu terbaru dalam perdagangan internasional.
  • Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada mahasiswa tentang konflik yang terjadi dalam perdagangan internasional mengenai perdagangan pertanian.
  • Mengajak mahasiswa untuk menelaah berbagai bentuk konflik atau permasalahan dari 3 (tiga) kelompok negara besar yaitu Developed Countries, Middle Power Countries, dan Developing Countries mengenai masalah perdagangan pertanian.
  • Memposisikan diri sebagai utusan negara, mengetahui dan menjalankan mekanisme serta aturan persidangan.
  • Membekali mahasiswa dalam penguasaan bahasa internasional dan kepercayaan diri untuk berbicara dalam forum.
Dalam pelaksanaannya, agenda ini menghadirkan Junari Inggit Waskito dari Direktorat Jendral Kerjasama Perdagangan Internasional, Kementrian Perdagangan Republik Indonesia sebagai pembicara seminar. Selain itu dihadirkan pula Winner A. Pribadi, S.IP., M.A. salah satu dosen UMY yang concern dalam isu Ekonomi Politik Internasional. Serta ada pula dari Indonesia Model WTO yang diwakili oleh Sari Mutiara Aisyah, S.IP dan Harri Fajri, S.IP sebagai Chairperson dalam Simulasi Sidang WTO itu sediri.

Acara yang berlangsung di ruang sidang AR. Fachrudin B. lantai 5 kampus terpadu UMY ini diikuti oleh 150 mahasiswa dari berbagai jurusan dan universitas.


Kamis, 14 November 2013

ANALISIS KETERGANTUNGAN NEGARA PHERIPHERY TERHADAP NEGARA CORE : Studi Kasus : Ketrgantungan Indonesia Terhadap Negara Maju (Core)

A.                LATAR BELAKANG MASALAH

            Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya.

            Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.

            Seperti yang telah diketahui bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara Indonesia disebut negara berkembang. Negara berkembang pada umumnya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan subur.

B.                RUMUSAN MASALAH

            Sesuai dengan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :
            Apa penyebab ketergantungan Indonesia pada negara maju?

C.                TINJAUAN LITERATUR

Berikut saya tulis literatur riview yang ditulis dalam sebuah buku yang diterbitkan oleh LP3ES (1990) 240-248. Tulisan ini merupakan buku yang ditulis oleh Mohtar Mas’oed berjudul “ Ilmu Hubungan Internasional (Disiplin dan Metodologi)”.

Teori dependencia bisa diringkas sebagai berikut :

Penestrasi asing dan ketergantungan ekternal yang menyebabkan timbulnya distorsi besar-besaran dalam struktural ekonomi “pinggriran” (periphery), yang pada gilirannya menimbulkan konflik sosial yang gawat dan akhirnya moendorong timbulnya penindasan negara terhadap rakyat dimasyarakat yang tergantung itu. Hampir semua negara dunia ketiga sekarang mengalami penestresi mendalam oleh dan sangat tergantung pada, negara-negara industri maju (atau negara-negara “pusat”) dan terutama ekonomi dunia, penestrasi itu bisa melalui berbagai cara, ekonomi, politik dan kultur, dan pada berbagai periode perkembangan suatu negara.

Teoritisi dependencia menginterprestasikan fenomena pembangunan yang mengalami distorsi itu secara khas, Pertama, mereka membandingkan pola perkembangan ini dengan suatu model ekonomi yang tumbuh lambat tetapi merata, berimbang, terintegrasi dan homogen. (Sebenarnya, banyak dari distorsi ekonomi yang sekarang terjadi di negara-negara pinggiran juga dialami Eropa abad ke-19). Kedua, merekaberpendapat bahwa distorsi dalam perkembangan negara-negara pinggiran itu adalah akibat dari ketergantungan dan penetrasi yang telah disampaikan diatas. Dan memang ada bukti yang menunjukan korelasi positif antara penetrasi asing dengan distorsi perkembangan negara pinggiran itu. Ketiga, ada yang paling penting bagi pengkaji politik internasional, teoritisi dependencia itu mengaitkan penetrasi dan distorsi ekonomi itu dengan distorsi-distorsi lain dalam sistem sosial dan politik negara pinggiran.

Demikianlah teoritisasi dependencia menjelaskan timbulnya kemiskinan, ketimpangan, konflik dan represi politik dinegara-negara dunia ketiga dengan mengkaitkannya dengan variabel eksternal, yaitu penetrasi asing.

Adapun literatur riview yang ditulis dalam sebuah buku yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar, Cetakan II (2009) 260-262. Tulisan ini merupakan buku yang ditulis oleh Robert Jackson dan Georg Sorensen berjudul Penghantar Studi Hubungan Internasional.

Teori Ketergantungan tentang keterbelakangan

Teori Ketergantungan membentuk pembangunan negara berkembang/pinggiran (pheriphery) atau dunia ketiga. Keterbelakangan disebabkan oleh faktor eksternal negara-negara miskin. Negara-negara berkembeng atau dunia ketiga didominasi oleh keuntungan asing yang berasal dari negara-negara maju barat.
keterbelakangan bukan fase “ masyarakat tradisional” yang dialami oleh semua negara. baik pembangunan maupun keterbelakangan adalah hasil dari proses tunggal pembangunan kapitalis global.
Keterbelakangan disebabkan oleh kekuatan eksternal, khususnya ekonomi; kekuatan ini dihasilkan dalam struktur sosial yang timpang dan berubah didalam negara-negara Dunia Ketiga. Untuk menanggulangi keterbelakangan, pemutusan hubungan dari dominasi eksternal diperlukan.

A.                KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori :

1. Teori Dependensia

Salah satu asumsi dasar yang di kemukakan Andre Gunder Frank dalam teori dependensia adalah adanya interaksi Negara metropolis (Core) akan berkembang cepat sedangkan Negara satelit (Pheryphery) akan semakin terbelakang. Negara-negara pinggiran atau satelit ini dijadikan daerah koloni dari negara-negara kapitalis yang berfungsi sebagai penyedia raw material bagi kebutuhan industrinya. Dan akhirnya negara-negara pinggiran ini akan menjadi konsumen bagi produk-produk industri negara-negara kapitalis. Dan inilah yang menimbulkan struktur ketergantungan yang merupakan penghambat utama dalam perkembangan pembangunan ekonomi di negara negara pinggiran.

Pada dasarnya, pendekatan ini juga masih mengacu pada ketergantungan negara berkembang atas negara maju. Namun pendekatan dependency ini menilai bahwa ketergantungan ini terjadi akibat negara berkembang yang kurang mampu untuk bersaing dengan negara maju. Sistem kapitalisme dan eksploitasi menjadi salah satu penyebab ketergantungan ini masih terus berlangsung. Kemudian yang terjadi selanjutnya ketergantungan terhadap negara maju ini menyebabkan negara berkembang kehilangan kontrol terhadap perekonomian dalam negerinya sendiri. Sehingga diperlukan sebuah solusi sosialis serta revolusi nasionalis untuk menghindari dampak yang lebih buruk dari ketergantungan ini. Namun, Gilpin menilai bahwa pendekatan dependency ini tidak dapat dijadikan acuan utama. Sebab, pendekatan ini hanya melihat dari sisi negara berkembang saja tanpa melihat dan membandingkan dari sisi negara maju.
            
Teori dependensia sesuai dengan namanya berusaha menjelaskan tentang ketergantungan. Dalam hubungan ketergantungan tersebut ada dua pihak yang terlibat yaitu pihak dominan dan pihak bergantung (dependen). Frank mengelompokkan negara-negara didunia ini atas dua kelompok yaitu negara metroplis maju dan negara-negara satelit yang terbelakang. Hubungan ketergantungan seperti ini disebut Frank sebagai Metropolis-satelite relationsip. Sementara fokus hubungan ketergantungan dalam model Frank adalah bangsa-bangsa dan hubungan antar bangsa-bangsa, ruang lingkup teorinya adalah sistem kapitalis dunia. Dalam model yang dikembangkan Frank, tiap titik dalam rantai metropolis-satelit, struktur rantai menciptakan kepentingan objektif tertentu, dan yang paling penting adalah kepentingan dalam mengontrol hubungan monopoli pada tiap titik di rantai hubungan tersebut demi memperoleh manfaat dari extractive power yang ada pada posisi tersebut. Menurut Frank keterbelakangan dinegara-negara satelit hanya bisa dipahami dengan mengetahui kondisi awal, khuluk dan perkembangan dari kapitalisme.

Menuruf Andre Gunder Frank hubungan ketergantungan, dan hubungan metroplis- satelit dalam suatu sistem kapitalisme dunia, dicirikan oleh sifat monopolistik dan ekstraktif. Metropolis memiliki kontrol monopolistik atas hubungan ekonomi dan perdagangan di negara-negara satelit. Dominasi monopolistik dalam suatu pasar jelas merupakan sebuah posisi kekuasaan. 

Posisi kekuasaan ini memungkinkan negara-negara metropolis mengeruk surplus ekonomi dari negara-negara satelit. Sebagai dampak dari dominasi metropolis tersebut, negara-negara satelit tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol pertumbuhan ekonomi sendiri, melainkan tetap tergantung pada metropolis. Menurut Frank, hubungan monopolistik dan ekstraktif pada awalnya dibentuk melaui kekuatan senjata, dan setelah itu dilanjutkan melalui struktur ketergantungan dan keterbelakangan.

Sehubungan dengan pola hubungan antara negara –negara metropolis maju dan negara-negara satelit yang terbelakang, Andre Gunder Frank membuat hipotesis :

a  Dalam stuktur hubungan antara negara-negara metropolis maju dengan negara-negara satelit yang terbelakang, pihak metropolis akan berkembang dengan pesat sedangkan pihak satelit akan tetap dalam posisi keterbelakangan.

b.  Negara-negara miskin yang sekarang menjadi negara satelit, perekonomiannya dapat berkembang dan mampu mengembangkan industri yang otonom bila tidak terkait dengan metropolis dari kapitalis dunia, atau kaitannya sangat lemah.

c.    Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang dan berada dalam situasi yang mirip dengan situasi dalam sistem feodal adalah kawasan-kawasan yang pada masa lalu memiliki kaitan yang kuat dengan metropolis dari sistem kapitalis internasional. Kawasan-Kawasan ini adalah kawasan penghasil ekspor bahan mentah primer yang terlantar akibat adanya hubungan perdagangan internasional.

Adanya hubungan ketergantungan yang sifatnya asimetris ditunjukkan oleh hubungan antara pihak-pihak yang tidak seimbang, disebabkan karena pembangunan-pembangunan daerah satelit tergantung pada pembangunan metropolis. hubungan yang timpang dan tidak seimbang ini juga disebabkan karena negara-negara metropolis memiliki kekuasaan atas jalannya pembangunan di daerah-daerah satelit dan bukan sebaliknya. Kunci hubungan ketergantungan dengan demikian adalah Kontrol. Tegasnya metropolis memiliki kekuasaan lebih besar karena dapat megontrol hubungan dengan satelit.

Bagi Andre Gunder frank hubungan ketergantungan adalah hubungan eksploitatif dimana negara-negara metropolis menghisap negara-negara satelit. Akibatnya metropolis akan semakin maju sedangkan negara-negara satelit akan tetap dalam posisi keterbelakangan tertinggal dan tidak berkembang. Frank pernah menyampaikan pendapatnya bahwa alasan dari kegagalan negara pinggiran untuk maju seiring dengan negara sentral. kegagalan ini disebabkan oleh adanya eksploitasi dan sistem ekonomi kapitalisme yang dilakukan oleh negara sentral. Santos mengamsusikan bahwa bentuk dasar ekonomi dunia memiliki aturanaturan perkembangannya sendiri, tipe hubungan ekonomi yang dominan di negara sentral adalah kapitalisme sehingga menyebabkan timbulnya usaha melakukan ekspansi keluar dan tipe hubungan ekonomi pada negara pinggiran merupakan bentuk ketergantungan yang dihasilkan oleh ekspansi kapitalisme oleh negara sentral.

Teori dependensi menjelaskan bagaimana timbulnya kapitalisme yang dapat menguasai sistem ekonomi dunia. Keterbatasan sumber daya alam pada negara maju mendorong mereka untuk melakukan ekspansi besar-besaran pada negara miskin. Pola yang dilakukan memberikan dampak negatif berupa adanya ketergantungan yang dialami oleh negara miskin. Negara miskin akan selalu menjadi negara yang terbelakang dalam pembangunan karena tidak dapat mandiri serta selalu tergantung dengan negara maju.

Konsep underdevelopment yang dikemukakan oleh Andre Gunder Frank merujuk kepada satu situasi yang secara fundamental berbeda dari undevelopment. Undevelopment merujuk kepada keadaan yang mana sumber (di suantu negara) tidak digunakan. Sebagai contoh, penjajah Eropa melihat benua Amerika Utara sebagai kawasan yang tidak maju karena tanahnya tidak digunakan dalam skala yang konsisten dengan potensinya.

Adapun underdevelopment merujuk kepada situasi yang mana sumber-sumber secara aktif digunakan, tetapi digunakan melalui cara yang hanya menguntungkan negara-negara dominan dan bukannya negara-negara miskin yang merupakan pemilik dari sumber-sumber tersebut. Oleh karena itu, negara-negara miskin bakal tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara kaya dan mereka miskin bukan karena mengabaikan aspek transformasi ilmu pengetahuan, tetapi kemiskinan lebih dikarenakan dipaksa memasuki sistem ekonomi internasional. Secara ringkas, teori ketergantungan mencoba untuk menjelaskan situasi negara negara yang keterbelakangan (underdeveloped) dengan menganalisis pola-pola interaksi di berbagai negara dan dengan menjelaskan bahwa ketidak merataan di berbagai negara adalah bagian dari adanya interaksi tersebut. Pada intinya apa yang dikemukakan oleh Andre Gunder Frank dengan teori ketergantungannya (1980) menegaskan bahwa underdevelopment adalah produk kapitalisme dengan mengkaitkan kapitalisme kepada sistem dunia yang saling berkaitan.

Melalui monopoli dan eksploitasi bahwa “mewujudnya keterbelakangan” (development of underdevelopment) adalah proses yang sedang berjalan di Amerika Latin dan masih belum berubah sejak penaklukan Spanyol dan Portugis pada abad ke-16. Lebih lanjut Andre Gunder Frank berargumen bahwa ekonomi kapitalis dunia telah menembus Amerika Latin dengan begitu mendalam sehingga tidak ada bagian benua tersebut yang tidak “terjajah”. Ia memberikan contoh sektor pertanian di Brazil yang telah berubah menjadi industri untuk ekspor. Gunder Frank juga merumuskan apa yang dikenal dengan struktur model satelit-metroplis (a metropolis-satelitte model) untuk menjelaskan bagaimana mekanisme ketergantungan dan keterbelakangan Negara-negara Dunia Ketiga mewujud. Hubungan satelit-metropolis pertama kali lahir di masa kolonial, ketika penjajah membangun kota-kota di Negara Dunia Ketiga dengan maksud untuk memfasilitasi proses pengambilan surplus ekonomi untuk negara Barat.

Hubungan metropolis-satelit tidak hanya pada tingkat hubungan internasional saja, tetapi juga berlaku untuk memahami hubungan regional dan lokal di dalam Negara Dunia Ketiga. Keseluruhan rangkaian hubungan metropolis-satelit ini dibangun semata hanya untuk melakukan pengambilan surplus ekonomi (bahan mentah, tambang, dagangan, laba, dsbnya) dari kota di pedesaan Dunia Ketiga ke ibukota daerah yang lebih besar, ke kota propinsi, dan selanjutnya ibukota nasional, dan yang terakhir ke kota-kota di negara Barat.

Oleh karena itulah bagi Gunder Frank proses pengambilan surplus ekonomi secara nasional dan global serta terarah inilah yang menyebabkan keterbelakangan di Negara Dunia Ketiga. Tidak hanya itu, Andre Gunder Frank juga melihat rantaian hubungan metropolis-satelit ini telah terbentuk sejak abad ke-16 dan kalaupun ada perubahan hanya dari segi bentuk eksploitasi dan penguasaan terhadap negara satelit. Olehnya hal ini dinamakan sebagai satu prinsip kesinambungan di dalam perubahan atau “continuity in change”. Namun demikian, pada teori Gunder Frank ini ada tiga komponen utama yang harus diperhatikan, yaitu modal asing, pemerintah lokal di negara-negara satelit, dan kaum borjuis. Berdasarkan tiga komponen utama ini, ciri-ciri dari perkembangan kapitalisme satelit adalah ; a) kehidupan ekonomi yang tergantung, b) terjadinya kerjasama antara modal asing dan kelas-kelas yang berkuasa di negara-negara satelit, yaitu pejabat pemerintah, tuan tanah dan pedagang, dan c) ketimpangan antara yang kaya dan miskin.

Singkatnya, bahwa teori dependensi ini adalah penetrasi asing dan ketergantungan eksternal yang menyebabkan timbulnya distorsi besar-besaran dalam struktur ekonomi suatu negara yang pada akhirnya nmenimbulkan konflik sosial dan mendorong timbulnya penindasan negara yang kuat terhadap negara yang lemah.

Penetrasi ekonomi ini bisa melalui finansial maupun teknologi, namun dalam perkembangan ekonomi tahap awal, cara yang paling umum yaitu melalui FDI (Foreign Direct Investment) dan MNC (Multinational Coorporation) yang membuka atau menginvestasikan saham nya pada negara-negara berkembang dan negara dunia ketiga. Dengan masuknya FDI dan MNC pada suatu negara secara otomatis transfer teknologi pun terjadi berdampingan dengan aliran finansial. Penetrasi politik dan budaya pun dapat terjadi, melalui program televisi, buku, majalah, dan film. Hal ini masuk dalam kategori “westernisasi”.

Di Indonesia sendiri teori dependensi ini sudah ada sejak jaman Orde Baru (Orba), saat itu ditandai dengan adanya penetrasi finansial, teknologi dan penetrasi poltik serta budaya. Melalui penetrasi finansial, teori dependesi masuk dengan liberalisasi sektor ekonomi yang ditandai dengan masuknya FDI dan MNC yang mulai beroperasi di Indonesia dan penetrasi politik serta budaya juga telah dimasuki oleh budaya asing khususnya budaya barat, baik itu melalui film, gaya hidup, bahan bacaan dan lain-lain.

Sedangkan melalui penetrasi teknologi dependensi masuk lewat transfer teknologi ke pihak Indonesia, baik itu dalam perusahaan maupun lembaga-lembaga. contohnya yaitu masalah Mobil Nasional Indonesia, hal ini dijadikan contoh klasik mengenai kemandirian dan ketergantungan Indonesia terhadap negara asing yang sudah maju yang juga merupakan contoh kuatnya pengaruh kapitalisme dunia yang banyak terdapat pada negara dunia ketiga seperti Indonesia. Melalui PT. timor Putra Nusantara, Indonesia mendatangkan sedan-sedan buatan KIA Motors, Korea, yang kemudian dijadikan sebagai merek/brand Timor. Timor bisa dipasarkan dengan harga yang relatif lebih murah dibanding kendaraan merek lain dikelasnya, karena dibebaskan dari bea masuk sebagaimana yang dikenakan pada produk-produk impor lainnya termasuk berbagai komponen kendaraan yang dirakit di Indonesia.

Contoh lain yang paling mencolok yaitu pada perusahaan minyak Indonesia, yang rela melepaskan kewenangannya mengolah dalam pengeboran minyak sendiri yang di alihkan kepada hak asing untuk mengekspolorasi kekayaan Inodnesia. bangsa ini hanya mendapatkan keuntungan yang jauh dibanding jika mengolahnya sendiri.

Hal itu dijadikan betapa ketergantungannya Indonesia kepada negara-negara maju terutama dalam hal finansial yang ditandai dengan masuknya FDI dan MNC yang justru memiliki kekuasaan lebih besar dibanding Indonesia selaku pemilik “tanah” serta tranfer teknologi yang di berikan pihak asing. Sebenarnya liberalisasi ekonomi akan berjalan sekehendak bangsa ini jika bangsa ini dapat mengolahnya dengan benar, bukannya keberpihakan pemerintah terhadap pihak asing yang berinvestasi di Indonesia. Dependensi atau ketergantungan Indonesia terhadap negara maju tak bisa dielakkan begitu saja, hal ini perlu mereformasi sistem dan kebijakan pemerintah pada sektor ekonomi dan sektor lainnya sehingga ketergantungan Indonesia terhadapa negara-negara maju dapat diminimalisir dan hasil dari liberalisasi dapat dirasakan pula oleh masyarakatnya yang masih dalam “kerangkeng” kemiskinan.

Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki Negara Indonesia belum mampu dioptimalkan. Sehingga Dalam pemanfaatannya, negara Indonesia masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Kerjasama dalam mengekploitasi sumber daya alam di Negara Indonesia bisa kita lihat pada perusahaan Freeport yang berada di Papua. Perusahaan ini adalah perusahaan pertambangan yang berada di Papua/Irian Jaya, namun dalam eksploitasi pertambangannya Indonesia bekerjasama dengan Amerika untuk mengelola hasil dari sumber daya alam tersebut.dalam kenyataannya Amerika lebih mendominasi dalam urusan pengelolaan pertambangan di perusahaan Freeport, tentu ini akan sangat menguntungkan bagi pihak Amerika yang lebih dominan dan memiliki sifat monopolistic terhadap Negara pinggiran (Indonesia) dalam kerja sama mengelola sumber daya alam. Di sisi lain dengan adanya kerja sama dengan Amerika dalam mengelola sumberdaya alam dapat merugikan bangsa Indonesia selain adanya ketergantungan terhadap Negara maju juga menjadikan ekonomi Negara semakin melemah.

Adapun ketergantungan dan jeratan yang sangat nyata ini, terlihat dari berbagai impor bahan primer makanan dan energi, minyak dan gas, sehingga penggunaan dan pemanfaatan APBN tidak efektif dan efisien. Dalam bidang ekonomi, keadilan ekonomi di pasar modal tidak nampak, dan ini dapat dilihat dari kondisi saham-saham BUMN yang go public namun rakyat Indonesia tidak merasakan manfaatnya.

Untuk hasil sumber daya alam ini pada akhirnya dijadikan komoditas perdagangan karena belum memiliki teknologi untuk mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, Negara Indonesia masih mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah. 

Dalam teori dependencia Negara maju menguasai hubungan ekonomi dan perdagangan di Negara-negara satelit, sehinggaakan Negara maju dapat terus maju dan meningkatkan hasil produksinya untuk pembagunan di negaranya, sedangkan bagi Negara satelit akan semakin terbelakang, Karena hanya berfungsi sebagai penyedia bahan mentah bagi kebutuhan industri di Negara maju, yang nantinya dijual kembali ke Negara pinggiran dengan harga yang jauh lebih mahal.

Seperti yang di ungkapkan oleh Andre Gunder Frank dalam hipotesis yang ketiga bahwa Negara yang terbelakang adalah Negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat luas dan penghasil ekspor bahan mentah ke Negara maju atau Negara industri. Negara terbelakang ini bisa penulis contohkan adalah Negara Indonesia. Posisi Indonesia pada saat ini adalah negara pengekspor bahan mentah keluar negeri seperti: tambang, gas, minyak bumi, bahan baku industri (tekstil), bahan mentah sumber daya alam seperti kayu, hasil produksi pertanian, dan lain sebagainya. Kejadian ini akan menimbulkan beberapa hal seperti :

1. Ketersediaan bahan baku dan energi di Indonesia
2.      2. idak berkembangnya kemampuan mengolah bahan baku energi dan bahan baku industri
3.      3. etergantungan dari pasar ekspor


Dari uraikan diatas maka yang perlu kita ketahui adalah system ekonomi dan perdagangan saat ini terintegrasi dalam satu institusi atau satu system kapitalisme. Jadi tidak mungkin menilai dengan melepaskan konteks kapitalisme tersebut. Bagaimana Negara ini bisa berkembang jika terjadi liberalisasi di pasar dalam negeri, bagaimana bisa berkembang andaikata pemerintah memenuhi aturan WTO yang mengharuskan mengimpor barang jadi dan mengekspor bahan mentah, pajak tinggi untuk ekspor sementara harus menghapuskan pajak untuk serbuan ekspor
barang jadi luar negri.

A.                HIPOTESA

Penyebab akan ketergantungannya Indonesia terhadap Negara maju adalah karena dalam pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, Indonesia belum mampu mengoptimalkannmya. Sehingga Dalam pemanfaatannya, negara Indonesia masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimilik.

B.                METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan cara berfikir strukturalis dengan menggunakan metode kualitatif yaitu metode penelitian yang mengutamakan data yang berupa pernyataan, statement yang bersifat kualitatif, bukan kuantitatif untuk dijadikan variabel pemahaman. Teknik analisisnya secara deskripsi eksplanatoris yaitu menjelaskan dengan menggambarkan suatu fenomena dengan fakta-fakta yang aktual. Kemudian memberikan penjelasan yang obyektif menururt data dan fakta yang tersedia, menghubungkan antar factor sebagai unit analisis, dan menginterpretasikannya untuk mencapai kesimpulan. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan data sekunder melalui study pustaka (Library Reaserch) dengan bahan pustaka seperti buku, jurnal, bulletin, surat kabar, serta media internet untuk memperoleh data yang lengkap, akurat, actual dan relevan.


DAFTAR PUSTAKA

Mas’oed, Mohtar. (1990). Ilmu Hubungan Internasional, Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3ES, Hal. 240-248


Jackson, Robert. and Sorensen, G (2009). Penghantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Hal. 260-262.




[Vesri Elektronik]. Diakses pada 24 Juni 2013 dari : http://www.pesantrenbudaya.com/?id=315



Ghulam, Ergy. (2012). Hubungan Interdependensi Core dan Periphery. [Veri Elektronik]. Diakses pada 25 Juni 2013 dari : http://ergy-g-h-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-46137-Ekonomi%20Politik%20Internasional-Hubungan%20Interdependensi%20Core%20dan%20Periphery.html


[Versi Elektronik]. Diakses pada 24 Juni 2013 dari : http://denohervino.multiply.com/journal/item/6/Teori_Dependensia?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem


Sopiyani, Yayan. (2012). Jerat Ketergantungan Bikin Indonesia Menuju Negara Gagal. [Versi Elektronik]. Diakses pada 24 Juni 2013 dari : http://www.rmol.co/read/2012/06/20/67873/Jerat-Ketergantungan-Bikin-Indonesia-Menuju-Negara-Gagal-