Kita telah memasuki suatu era yang bernama
globalisasi. Globalisasi
merupakan suatu bentuk proses skala kehidupan yang multidimensional dari
perwujudan lokal yang kemudian nasional ke sekala yang baru (internasional). Gagasan utama dari globalisasi ialah membuat dunia
menjadi seragam dalam segala aspek, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya
maupun ilmu pengetahuan. Salah satu pengaruh dari adanya globalisasi ini adalah
dengan banyak munculnya rezim internasional atau lembaga internasional.
David Held dan Anthony MC Grew dalam “Global
Transformation” (2001) membagi pandangan tentang globalisasi yakni salah
satunya adalah pandangan tentang “Hyperglobalist”. Pandangan ini melihat
sisi positif dari globaliasi, Bagi kaum hyperglobalist, globalisasi didefinisikan sebagai “sejarah umat manusia dimana
negara-bangsa berubah menjadi tidak lagi menjalankan fungsinya secara
tradisional, dan akan menjadi unit-unit perdagangan dalam konteks ekonomi
global”. Kunci dari
pemikiran ini adalah Kenichi Ohmae, dalam pemikirannnya ini ia melihat bahwa
globalisasi adalah arena yang memberi peluang yang sama bagi semua negara untuk
berkembang atau untuk tidak berkembang.
Pandangan hyperglobalist ini juga percaya bahwa
institusi-institusi internasional dalam bidang ekonomi maupun politik akan
mampu mengatasi perbedaan setiap negara dan membawa ke arah pertumbuhan ekonomi
dunia yang lebih baik. Berangkat dari pemikiran/pandangan inilah ASEAN
Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN berupaya untuk
kemudian mengatasi perbedaan setiap negara dengan membawa pertumbuhan ekonomi
dunia ke arah yang lebih baik, terutama pada kawasan ASEAN. Konsep dari ASEAN Economic Community ini adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal
dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa,
faktor produksi, investasi, dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara
ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan.
AEC akan berlangsung pada tahun 2015
mendatang, ini berarti kurang-lebih 1 (satu) tahun lagi untuk menghadapinya. Oleh
sebab itu perlu banyak pihak dalam menghadapi serta mensukseskan AEC ini, salah
satu yang digadang-gadangkan sebagai pihak yang nantinya dapat membantu berjalannya
AEC 2015 nanti adalah pemuda. Kemudian pemuda seperti apa yang dimaksud? pemuda
yang dimaksud disini adalah para mahasiswa. Mahasiswa
dianggap sebagai kaum terdidik yang mampu menjadi penggagas sekaligus penggerak
perubahan dalam kehidupan sosial. Peran mahasiswa bukan hanya pada aspek sosial
yang menjadi penggerak perubahan kehidupan sosial akan tetapi mahasiswa juga
turut berperan dalam perputaran aspek ekonomi termasuk dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
Bukan persaingan melainkan
kolaborasilah yang bisa dilakukan dalam menghadapi AEC 2015 nanti. Kolaborasi
yang dilakukan adalah kolaborasi antar pemuda se-Asia Tenggara yang menggunakan
intelektualitasnya. Melalui intelektualitas ini yang dilihat tentunya adalah
kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki
selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis
maupun praktis dalam pemecahan suatu masalah. Sebagai generasi muda, tentunya
para pemuda ASEAN ini merupakan ladang utama orang-orang yang mempunyai daya
kreatif tinggi. Pemuda yang berilmu penggetahuan luas menyukai hal-hal baru,
bersemangat juang tinggi, berpikiran kritis, dan berkepedulian sosial yang
tinggi, ini merupakan agen yang mampu mengembangkan perekonomian di
negara-negara ASEAN. Pemuda (mahasiswa) yang telah berani berwirausaha
membuktikan bahwa usaha yang dilakukan mereka dapat membuahkan hasil yang manis
karena selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, menambah
pengalaman diri sendiri, juga dapat memotivasi para pemuda lain untuk melakukan
hal yang sama. Sebagai
elemen bangsa dengan potensi pemikirannya tentu besar sekali peran dan fungsinya, misalnya dengan
mengadakan penelitian-penelitian, membuat karya tulis di berbagai media, atau
seminar-seminar dalam rangka mencari solusi bagi bangsa dan negara untuk menuju
kesuksean ASEAN Economic Community
2015.
Dengan adanya penelitian yang
dilakukan oleh pemuda (mahasiswa) diharapkan mampu membantu pemerintah maupun masyarakat
umum baik kalangan pebisnis yang mempunyai andil cukup besar dalam perekonomian
AEC maupun bagi masyarakat umum ASEAN untuk mengetahui hal apa saja yang perlu
dibenahi baik dari segi infrastruktur maupun suprastruktur. Penelitian ini
tentunya akan sangat bermanfaat bagi pemerintah itu sendiri karena adanya
keterbatasan waktu yang menyebabkan pemeritah belum mampu secara rinci untuk
mengetahui apa-apa saja yang diperlukan oleh masyarakat dalam menghadapi AEC
terutama bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Selain itu nantinya pemuda juga akan menjadi
pengontrol pemerintah dalam melakukan suatu kebijakan, selain itu pemuda
diharapkan kemudian mampu untuk memberikan masukan-masukan dari atas penelitiannya
itu terhadap pemerintah. Namun disini tentunya pemuda harus mempersiapkan
semuanya sejak dini, bukan hanya hard skill tetapi soft skill sangat
dibutuhkan sekali untuk menghadapi dunia baru, dunia globalisasi, ASEAN
Economic Community.
Penciptaan citra yang baik tentang AEC salah
satunya sangat tergantung kepada penciptaan produk kreativitas dari generasi
muda. Saling bekerjasama dengan sesama generasi muda dari seluruh negara Asia
Tenggara dan menjalin persahabatan merupakah suatu hal yang efektif dalam
bersama-sama menghadapi AEC. Salah satu bentuk adanya suatu kolaborasi adalah
dengan adanya wadah yang memfasilitasi para pemuda ASEAN dalam memecahkan
segala permasalahan yang ada. Dengan demikian mobilisasi para pemuda untuk
kemudian melakukan kolaborasi akan menjadi lebih mudah. Sekarang bisa dilihat
bahwa kemudian para pemuda sadar akan hal ini terbukti dengan banyak munculnya
organisasi-organisasi atau NGO (Non-Governmental Organization) dalam melakukan
suatu perubahan dan menjadi penggerak dalam memecahkan permasalahan secara
bersama-sama yang tentunya NGO ini menjadi jembatan atau sebagai wadah untuk
memfasilitasi para pemuda ASEAN dalam melakukan kolaborasi. Prioritas kerjasama di lingkungan ASEAN dititik beratkan kepada tiga unsur utama yaitu Youth Leadership,
entrepreneurship, dan employability.
Salah satu NGO yang bergerak dalam
permasalahan yang ditemukan saat ini adalah Nusantara Young Leaders (NYLs). NGO
ini merupakan organisasi pemuda se-ASEAN yang mewadahi potensi dari pemuda
se-ASEAN yang bersama-sama berbagi solusi dari berbagai permasalahan yang
ada di masing-masing negara ASEAN serta menyusun pergerakan yang bertujuan
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan sesuai dengan kapasitas dan
kemamampuan sebagai pemuda ASEAN. Ini merupakan hal yang sangat positif dari
para pemuda ASEAN dalam menghadapi AEC 2015 nanti. Tentunya NYLs diharapkan
mampu untuk membantu pemerintah dalam menghadapi ASEAN Economic Community
beserta dengan elemen-elemen lainnya.
Dari apa yang telah dipaparkan diatas
bahwasannya di era globalisasi menuntut kemudian adanya penyetaraan dalam segala aspek, baik dalam aspek ekonomi,
sosial, budaya maupun ilmu pengetahuan. Adanya gelobalisasi ini sangat positif
dimana dalam pandangan kaum hyperglobalist percaya bahwa institusi-institusi
internasional dalam bidang ekonomi maupun politik akan mampu mengatasi
perbedaan setiap negara dan membawa ke arah pertumbuhan ekonomi dunia yang
lebih baik. Pandangan ini kemudian menginisiasi para anggota ASEAN untuk
kemudian membentuk ASEAN Economic Comunnity (AEC) dalam rangka mengatasi
perbedaan setiap negara dengan membawa pertumbuhan ekonomi dunia ke arah yang
lebih baik, terutama pada kawasan ASEAN.
Dalam menghadai AEC 2015 peran pemuda sangat
dibutuhkan, dimana pemuda (mahasiswa) dianggap
sebagai kaum terdidik yang mampu menjadi penggagas sekaligus penggerak
perubahan dalam kehidupan sosial. Peran mahasiswa bukan hanya pada aspek sosial
yang menjadi penggerak perubahan kehidupan sosial akan tetapi mahasiswa juga
turut berperan dalam perputaran aspek ekonomi termasuk dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN. Dalam menghadapi AEC 2015 nanti yang diperlukan adalah kolaborasi antar
pemuda ASEAN yang menggunakan intelektualitasnya. Dari kolaborasi inilah
kemudian bersama-sama melakukan atau mencari solusi permasalahan dari setiap
negara anggota ASEAN dalam menghadapi dan mensukseskan AEC 2015 nanti. Perlu
adanya suatu wadah dalam melakukan kolaborasi ini, salah satunya adalah
pembentukan organisasi. Organisasi ini diharapkan kemudian mampu membantu
pemerintah dalam meneliti apa-apa saja yang perlu diperbaiki serta mampu
memberikan masukan-masukan kepada pemerintah agar Mayarakat Ekonomi ASEAN ini
nantinya berjalan dengan sukses. Maka
dengan demikian diera globalisai seperti ini peran pemuda sangat diperlukan
demi mencapai kesejahteraan bersama, karena pemuda merupakan generasi penerus
melanjutkan estafet kepemimpinan selanjutnya.