Selasa, 28 Januari 2014

GLOBALISASI MENUNTUT PEMUDA ASEAN UNTUK IKUT BERPERAN DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015


Kita telah memasuki suatu era yang bernama globalisasi. Globalisasi merupakan suatu bentuk proses skala kehidupan yang multidimensional dari perwujudan lokal yang kemudian nasional ke sekala yang baru (internasional). Gagasan utama dari globalisasi ialah membuat dunia menjadi seragam dalam segala aspek, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya maupun ilmu pengetahuan. Salah satu pengaruh dari adanya globalisasi ini adalah dengan banyak munculnya rezim internasional atau lembaga internasional.
David Held dan Anthony MC Grew dalam “Global Transformation” (2001) membagi pandangan tentang globalisasi yakni salah satunya adalah pandangan tentang “Hyperglobalist”. Pandangan ini melihat sisi positif dari globaliasi, Bagi kaum hyperglobalist, globalisasi didefinisikan sebagai “sejarah umat manusia dimana negara-bangsa berubah menjadi tidak lagi menjalankan fungsinya secara tradisional, dan akan menjadi unit-unit perdagangan dalam konteks ekonomi global”. Kunci dari pemikiran ini adalah Kenichi Ohmae, dalam pemikirannnya ini ia melihat bahwa globalisasi adalah arena yang memberi peluang yang sama bagi semua negara untuk berkembang atau untuk tidak berkembang.  Pandangan hyperglobalist ini juga percaya bahwa institusi-institusi internasional dalam bidang ekonomi maupun politik akan mampu mengatasi perbedaan setiap negara dan membawa ke arah pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih baik. Berangkat dari pemikiran/pandangan inilah ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN berupaya untuk kemudian mengatasi perbedaan setiap negara dengan membawa pertumbuhan ekonomi dunia ke arah yang lebih baik, terutama pada kawasan ASEAN.  Konsep dari ASEAN Economic Community ini adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi, dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan.
AEC akan berlangsung pada tahun 2015 mendatang, ini berarti kurang-lebih 1 (satu) tahun lagi untuk menghadapinya. Oleh sebab itu perlu banyak pihak dalam menghadapi serta mensukseskan AEC ini, salah satu yang digadang-gadangkan sebagai pihak yang nantinya dapat membantu berjalannya AEC 2015 nanti adalah pemuda. Kemudian pemuda seperti apa yang dimaksud? pemuda yang dimaksud disini adalah para mahasiswa. Mahasiswa dianggap sebagai kaum terdidik yang mampu menjadi penggagas sekaligus penggerak perubahan dalam kehidupan sosial. Peran mahasiswa bukan hanya pada aspek sosial yang menjadi penggerak perubahan kehidupan sosial akan tetapi mahasiswa juga turut berperan dalam perputaran aspek ekonomi termasuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Bukan persaingan melainkan kolaborasilah yang bisa dilakukan dalam menghadapi AEC 2015 nanti. Kolaborasi yang dilakukan adalah kolaborasi antar pemuda se-Asia Tenggara yang menggunakan intelektualitasnya. Melalui intelektualitas ini yang dilihat tentunya adalah kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan suatu masalah. Sebagai generasi muda, tentunya para pemuda ASEAN ini merupakan ladang utama orang-orang yang mempunyai daya kreatif tinggi. Pemuda yang berilmu penggetahuan luas menyukai hal-hal baru, bersemangat juang tinggi, berpikiran kritis, dan berkepedulian sosial yang tinggi, ini merupakan agen yang mampu mengembangkan perekonomian di negara-negara ASEAN. Pemuda (mahasiswa) yang telah berani berwirausaha membuktikan bahwa usaha yang dilakukan mereka dapat membuahkan hasil yang manis karena selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, menambah pengalaman diri sendiri, juga dapat memotivasi para pemuda lain untuk melakukan hal yang sama. Sebagai elemen bangsa dengan potensi pemikirannya tentu besar sekali peran dan fungsinya, misalnya dengan mengadakan penelitian-penelitian, membuat karya tulis di berbagai media, atau seminar-seminar dalam rangka mencari solusi bagi bangsa dan negara untuk menuju kesuksean ASEAN Economic Community 2015.
Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh pemuda (mahasiswa) diharapkan mampu membantu pemerintah maupun masyarakat umum baik kalangan pebisnis yang mempunyai andil cukup besar dalam perekonomian AEC maupun bagi masyarakat umum ASEAN untuk mengetahui hal apa saja yang perlu dibenahi baik dari segi infrastruktur maupun suprastruktur. Penelitian ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi pemerintah itu sendiri karena adanya keterbatasan waktu yang menyebabkan pemeritah belum mampu secara rinci  untuk mengetahui apa-apa saja yang diperlukan oleh masyarakat dalam menghadapi AEC terutama bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Selain itu nantinya pemuda juga akan menjadi pengontrol pemerintah dalam melakukan suatu kebijakan, selain itu pemuda diharapkan kemudian mampu untuk memberikan masukan-masukan dari atas penelitiannya itu terhadap pemerintah. Namun disini tentunya pemuda harus mempersiapkan semuanya sejak dini, bukan hanya hard skill tetapi soft skill sangat dibutuhkan sekali untuk menghadapi dunia baru, dunia globalisasi, ASEAN Economic Community.
Penciptaan citra yang baik tentang AEC salah satunya sangat tergantung kepada penciptaan produk kreativitas dari generasi muda. Saling bekerjasama dengan sesama generasi muda dari seluruh negara Asia Tenggara dan menjalin persahabatan merupakah suatu hal yang efektif dalam bersama-sama menghadapi AEC. Salah satu bentuk adanya suatu kolaborasi adalah dengan adanya wadah yang memfasilitasi para pemuda ASEAN dalam memecahkan segala permasalahan yang ada. Dengan demikian mobilisasi para pemuda untuk kemudian melakukan kolaborasi akan menjadi lebih mudah. Sekarang bisa dilihat bahwa kemudian para pemuda sadar akan hal ini terbukti dengan banyak munculnya organisasi-organisasi atau NGO (Non-Governmental Organization) dalam melakukan suatu perubahan dan menjadi penggerak dalam memecahkan permasalahan secara bersama-sama yang tentunya NGO ini menjadi jembatan atau sebagai wadah untuk memfasilitasi para pemuda ASEAN dalam melakukan kolaborasi. Prioritas kerjasama di lingkungan ASEAN dititik beratkan kepada tiga unsur utama yaitu Youth Leadership, entrepreneurship, dan employability.
Salah satu NGO yang bergerak dalam permasalahan yang ditemukan saat ini adalah Nusantara Young Leaders (NYLs). NGO ini merupakan organisasi pemuda se-ASEAN yang mewadahi potensi dari pemuda se-ASEAN yang bersama-sama berbagi solusi dari berbagai permasalahan yang ada di masing-masing negara ASEAN serta menyusun pergerakan yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan sesuai dengan kapasitas dan kemamampuan sebagai pemuda ASEAN. Ini merupakan hal yang sangat positif dari para pemuda ASEAN dalam menghadapi AEC 2015 nanti. Tentunya NYLs diharapkan mampu untuk membantu pemerintah dalam menghadapi ASEAN Economic Community beserta dengan elemen-elemen lainnya.



Dari apa yang telah dipaparkan diatas bahwasannya di era globalisasi menuntut kemudian adanya penyetaraan dalam segala aspek, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya maupun ilmu pengetahuan. Adanya gelobalisasi ini sangat positif dimana dalam pandangan kaum hyperglobalist percaya bahwa institusi-institusi internasional dalam bidang ekonomi maupun politik akan mampu mengatasi perbedaan setiap negara dan membawa ke arah pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih baik. Pandangan ini kemudian menginisiasi para anggota ASEAN untuk kemudian membentuk ASEAN Economic Comunnity (AEC) dalam rangka mengatasi perbedaan setiap negara dengan membawa pertumbuhan ekonomi dunia ke arah yang lebih baik, terutama pada kawasan ASEAN.
Dalam menghadai AEC 2015 peran pemuda sangat dibutuhkan, dimana pemuda (mahasiswa) dianggap sebagai kaum terdidik yang mampu menjadi penggagas sekaligus penggerak perubahan dalam kehidupan sosial. Peran mahasiswa bukan hanya pada aspek sosial yang menjadi penggerak perubahan kehidupan sosial akan tetapi mahasiswa juga turut berperan dalam perputaran aspek ekonomi termasuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam menghadapi AEC 2015 nanti yang diperlukan adalah kolaborasi antar pemuda ASEAN yang menggunakan intelektualitasnya. Dari kolaborasi inilah kemudian bersama-sama melakukan atau mencari solusi permasalahan dari setiap negara anggota ASEAN dalam menghadapi dan mensukseskan AEC 2015 nanti. Perlu adanya suatu wadah dalam melakukan kolaborasi ini, salah satunya adalah pembentukan organisasi. Organisasi ini diharapkan kemudian mampu membantu pemerintah dalam meneliti apa-apa saja yang perlu diperbaiki serta mampu memberikan masukan-masukan kepada pemerintah agar Mayarakat Ekonomi ASEAN ini nantinya berjalan dengan sukses.  Maka dengan demikian diera globalisai seperti ini peran pemuda sangat diperlukan demi mencapai kesejahteraan bersama, karena pemuda merupakan generasi penerus melanjutkan estafet kepemimpinan selanjutnya.

1 komentar:

  1. Keren banget kak tulisannya, sangat menginspirasi!

    BalasHapus